Jumat, 30 Agustus 2013

Obat Pereda Nyeri Justru Memicu Sakit Kepala

Obat Pereda Nyeri Justru Memicu Sakit Kepala

Penulis : Alfan Juli Andri | Kamis, 29 Agustus 2013 |
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi nyeri

Jangan sembarangan mengonsumsi obat pereda nyeri untuk mengurangi gejala sakit kepala. Obat-obatan tersebut ternyata bisa membuat sakit kepala bertambah parah.

"Ada banyak tipe sakit kepala. Kita harus memahami bahwa nyeri kepala yang berbeda butuh terapi yang berbeda pula, karena itu diagnosis yang tepat sangatlah penting," kata Profesor Gillian Leng, dari National Institute for Health and Care Excellence.

Manajemen penanganan nyeri yang efektif sangat bergantung pada diagnosis yang tepat. Namun kebanyakan orang menganggap setiap obat pereda nyeri bisa menghilangkan sakit kepala yang dideritanya. 

"Banyak orang tidak sadar bahwa terlalu sering menggunakan beberapa jenis obat untuk mengatasi sakit kepala tipe tegang atau migren malah akan membuat sakit kepalanya bertambah parah," kata Leng.

Di Inggris, diperkirakan 10 juta orang menderita nyeri kepala berulang yang membuat mereka tidak bisa bekerja. Selain itu sebagian besar orang menderita sakit kepala akibat terlalu sering mengonsumsi obat pereda nyeri. 

Penelitian menunjukkan, penggunaan obat pereda nyeri seperti parasetamol, aspirin, ibuprofen, atau codeine, yang terlalu sering akan memicu kekerapan munculnya sakit kepala. 

Sebenarnya nyeri kepala itu timbul bukan karena overdosis obat, tetapi konsumsi obat dalam jangka panjang. Makin banyak obat yang diminum, makin resisten atau kebal tubuh terhadapnya. Akibatnya, mereka akan memilih obat yang lebih kuat lagi. 

Ketika obat tersebut dihentikan, bisa muncul reaksi semacam ketagihan yang disebut dengan nyeri kepala berulang (rebound headache), sehingga mereka akan minum obat lagi. Pada titik ini, berhentinya minum obat yang sebenarnya memicu sakit kepala.

Mengapa muncul nyeri kepala berulang belum sepenuhnya dipahami, meski sebenarnya penggunaan obat pereda nyeri terlalu sering akan berpengaruh pada aliran pengiriman pesan sakit ke bagian saraf.

Masalah nyeri kepala berulang ini lebih banyak ditemui pada perempuan. Tak mengherankan karena kaum perempuan lima kali lebih sering menderita migren dibanding kaum pria. 

Menurut Dr.Anne MacGregor, direktur riset klinis dari City of London Migraine Clinic, menggunakan obat pereda nyeri tidak lebih dari dua atau tiga hari sebenarnya aman. 

"Jika obat dikonsumsi lebih lama lagi baru masalah timbul. Cara terbaik untuk mengatasi nyeri kepala berulang adalah berhenti mengonsumsi obat yang memicu timbulnya sakit itu," katanya.

salam BLOGGEERR!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar